Anakku, Mari Mulai Masa Depanmu!

Sunday, December 9, 2012

Pukul 08.00 WITA. suasana kelas hening, seperti biasa. Hari ini saya akan memberikan pelajaran dengan materi "Menulis Surat Lamaran". Di kelas XI, mereka telah saya perkenalkan apa dan bagaimana surat lamaran pekerjaan itu. Setahun berikutnya, tepatnya saat ini, di kelas XII mereka kembali menemukan materi yang sama. tentu ini dapat membuat mereka bosan. Apalagi kalau sudah merasa bisa dan tidak merasa membutuhkan. Sehingga, akan sulit bagi saya membawakan materi yang telah mereka ketahui lebih dulu.


Saya dan anak didik saya mulai beinteraksi. Saya mengawali berkomunikasi dengan membuka ingatan mereka tentang surat lamaran. Alhamdulillah, semua masih ingat walaupun ada yang sudah samar-samar. Selanjutnya, saya sentuh sedikit cita-cita mereka. Mereka silih berganti mengungkapkannya. Kemudian saya sampaikan bahwa saya akan mengajak mereka menuju cita-cita mereka, mengajak mereka mendapatkan pekerjaan yang diinginkan. 

Antusiasme mereka tumbuh dan interaksi semakin seru. Siswa yang awalnya acuh-tak acuh menjadi lebih memperhatikan, bahkan paling antusias mengikuti. Saya sisipkan kata-kata motivasi pada mereka. Semua sekarang asyik dengan pelajaran yang tidak mereka sadari. Pelajaran tentang surat lamaran mulai masuk ke dalam jiwa mereka.

Saya buatkan sebuah simulasi mengenai struktur perusahaan, mulai dari posisi paling tinggi hingga posisi paling rendah. Mereka saya minta untuk memilih posisi yang sesuai dengan minat dan potensi masing-masing. Ada yang memilih Satpam, ada yang memilih staf Keuangan, dll. Semua sudah menentukan pilihan. Kemudian saya sampaikan bahwa untuk menduduki posisi yang diinginkan tersebut, mereka harus melalui satu pintu, yaitu MELAMAR. Nah, dari situlah materi Menulis Surat Lamaran Pekerjaan saya lumatkan ke dalam benak mereka.

Sebelum mereka memulai menulis surat lamaran, saya sampaikan terlebih dahulu hal-hal mengenai surat lamaran, mulai dari unsur-unsurnya hingga cara menulisnya. Selanjutnya saya minta mereka untuk mendaftar lampiran yang sudah mereka miliki, seperti ijazah (pendidikan sebelumnya), kartu identitas, dan hal lain yang perlu dilampirkan. Setelah itu, baru mereka memulai menulis surat lamaran.

Asyiik...!
Mereka tampak begitu menikmati. Sambil mereka menulis, saya "bisikkan" kata-kata motivasi bahwa surat lamaran itu dapat dikirimkan atau dibawa langsung ke perusahaan yang mereka incar. Tentu setelah mereka lulus. Oleh karena itu, saya tekankan agar tulisan harus dibuat sebagus dan serapi mungkin sehingga tampak meyakinkan bahwa pelamar akan mampu menempati posisi yang diinginkan. Kata-katanya juga harus lebih percaya diri. Saya sampaikan kepada mereka bahwa masa depan mereka dimulai saat ini, dengan sebuah surat lamaran. Mereka semakin bergairah.

Begitu surat lamaran selesai mereka tulis, saya koreksi satu per satu dan saya beri catatan untuk dijadikan bahan perbaikan. Mereka harus memperbaikinya di rumah dan membawanya kembali ke sekolah minggu depan. Lampiran yang ditulis di awal kegiatan tadi harus benar-benar dilampirkan minggu depan bersama surat lamarannya.

Seminggu kemudian ...
Mereka membawa surat lamaran yang lengkap dan dimasukkan amplop, layaknya mau melamar pekerjaan betulan. Inilah bentuk antusiasme mereka mengikuti pelajaran Menulis Surat Lamaran Pekerjaan. Hal ini tidak terlepas dari motivasi dan penyadaran bahwa yang dipelajari di sekolah bermanfaat bagi realita  kehidupan mereka kelak. Sebuah simulasi dalam merancang masa depan mereka melalui selembar surat lamaran beserta kelengkapannya sudah selesai. Inilah pentingnya menanamkan pemahaman kepada anak didik kita mengenai kebermanfaatan pendidikan di sekolah dalam kehidupan mereka kelak. 

 


0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP