Boleh Iri, Asal ...

Tuesday, October 4, 2022

Sifat iri hati termasuk salah satu penyakit hati. Sifat ini tidak senang melihat orang lain hidup lebih baik, bernasib lebih nyaman. Orang yang memiliki sifat iri sulit mensyukuri nikmat yang diberikan oleh Allah kepada dirinya. Dia selalu membandingkan dirinya dengan orang lain. Jika orang lain dirasa lebih baik, hatinya seperti tersakiti. Sebaliknya, perasaan senang akan meliputi hatinya jika melihat orang lain mengalami hal lebih buruk daripada dirinya.

Terpeliharanya sifat iri di dalam hati dapat berpengaruh pada hubungan sosial. Hubungan pertemanan akan terganggu. Hubungan dengan tetangga juga tidak akan harmonis. Sifat iri tidak memiliki tempat di lingkungan sosial yang menjunjung tinggi gotong royong dan tepo seliro. Di lingkungan yang harmonis, bagaimana mungkin bisa diterima jika ada orang yang tidak menyukai orang lain hanya karena menganggap orang lain lebih beruntung. 

Hari Rabu disepakati sebagai hari gladi bersih pelaksanaan manasik haji untuk anak-anak PAUD. Pengurus dan panitia sepakat berkumpul di lapangan pukul 08.00. Serambi masjid menjadi tempat untuk mengawali kegiatan.

Beberapa panitia sudah tampak di lapangan. Mereka duduk dan mengobrol sambil mengamati lapangan yang akan dijadikan tempat kegiatan. Angka delapan pada jam dinding semakin jauh ditinggalkan jarum pendek. Hingga saat itu belum ada tanda-tanda panitia lain akan datang. Panitia yang datang awal tampak gelisah. Salah seorang dari mereka mengatakan, "Enak, ya, yang lain datangnya telat."

Kalimat dari salah seorang panitia tersebut menunjukkan bahwa dia merasa rugi datang lebih awal, sementara teman-temannya yang lain datang terlambat. Tersirat rasa iri dalam hatinya. Perasaan seperti itu dapat dipahami. Menunggu merupakan satu aktivitas yang membosankan. Barangkali kurang tepat dikatakan "aktivitas", lebih tepatnya mungkin "pasivitas". 

Iri seperti itu berpotensi merugikan diri sendiri karena dia menilai orang yang terlambat lebih enak, sedangkan yang tepat waktu tidak enak. Jika hal itu tertanam dalam benaknya, dia akan menjadi pribadi yang suka terlambat juga. Pribadi yang seperti itu sebenarnya pribadi yang negatif.

Kepadanya saya sampaikan bahwa iri itu jangan kepada sesuatu yang buruk. Iri harus kepada yang lebih baik sehingga kita akan menjadi pribadi yang lebih baik. Justru sebaliknya, yang lebih pantas iri seharusnya mereka yang datang terlambat.

Iri hati diperbolehkan pada hal-hal yang baik sehingga kita terdorong untuk ikut berbuat baik. Kepada orang yang lebih rajin belajar kita pantas iri. Kepada orang yang giat bekerja kita pantas iri. Kepada orang yang lebih taat beribadah kita pantas iri. Rasa iri seperti itu  merupakan iri yang positif sehingga diharapkan dapat menjadikan diri kita sebagai pribadi yang positif.

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP