Yuk, Belajar Menulis! (1)

Monday, February 1, 2010

Mulai dari yang paling mudah


Ada yang berpendapat bahwa menulis adalah bakat. Bukanlah alasan yang keliru, namun bukanlah satu-satunya alasan untuk bisa menulis. Menulis hanyalah sebuah keterampilan. Yang namanya keterampilan, jika dipelajari dan dilatihkan, siapapun punya hak untuk dapat melakukannya. Percayalah!

Nah, sekarang marilah kita mulai belajar. Mulailah menulis dari yang paling mudah. Mudah adalah relatif. Tapi kita tidak perlu memperdebatkannya.

1. Di sekitar kita ada apa?
Cobalah berikan jawaban terhadap pertanyaan di atas. Setidaknya bisa tiga sampai empat jawaban yang bisa dituliskan.
- tuliskan apa yang kita lihat
- tuliskan apa yang kita dengar
- tuliskan apa yang kita cium/bau, dan
- tuliskan apa yang kita raba atau dapat kita rasakan dengan kulit kita
Kalau dikira masih kurang bolehlah ditambah satu lagi agar lengkap sebagai panca indera.
- tuliskan apa yang kita rasakan dengan lidah kita

Tibalah saatnya kita mencoba berikan jawabannya. Coba tuliskan apa yang ada disekitar Anda. Sementara, saya akan mencoba menuliskan apa yang ada di sekitar saya. Oke, mulai!

- Seorang petani mengenakan caping (topi khas petani) warna hijau. Dibalut kaos oblong yang sudah tidak jelas warnanya. Mungkin merah karena tampak samar-samar sablon kepala banteng (sepertinya kaos sebuah partai politik). Kalau dilihat dari kejauhan, sekilas tampak seperti mengenakan celana panjang. Padahal tidak. Celananya hanya sebatas paha. Selebihnya adalah lumpur yang masih basah menutupi sekujur kakinya. Maklum, dia bersama seorang temannya sedang membajak sawah.

- Suara traktor memaksa mereka berbicara dengan sedikit berteriak. Aku yang berada tidak teralu jauh dari mereka merasakan kebisingan yang asyik. Barangkali mereka sudah sangat terbiasa dengan suasana seperti ini.

- Bau asap rokok yang mengepul di bibir mereka sesekali mampir dihidungku.
Semakin terasa ditambah bau bahan bakar yang keluar dari cerobong asap traktor setiap melintas di hadapanku. Namun aku tetap tak berkutik, asyik menikmati pemandangan ini.

- Tapi sayang, matahari sepertinya begitu cepat merambat naik. Panasnya mulai terasa. Sementara aku tidak terbiasa mandi cahaya berjam-jam seperti para petani itu. Aku meninggalkan mereka.

Itulah yang saya tulis sebagai jawaban dari pertanyaan di atas. Cukup empat indera karena lidah saya sedang tidak mencicipi apapun. Jika digabung, jadilah tulisan empat paragraf. Sederhana, kan?

Bagaimana dengan jawaban Anda? Jika Anda juga membuat tulisan seperti itu, maka Anda sudah bisa membuat paragraf deskripsi. Tetang paragraf deskripsi ... baca di sini!


Selamat mencoba, semoga berhasil ...

Purworejo, 1 Februari 2010

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP