Apa, sih, Kriteria Anak Pintar?

Monday, April 26, 2010

Dalam sebuah perbincangan dikatakan bahwa kenaikan kelas ditentukan oleh beberapa kriteria. Di antaranya adalah nilai rata-rata semua mata pelajaran, nilai tiap-tiap mata pelajaran, dan jumlah maksimal nilai merah. Semua itu dilihat dari hasil tes sumatif yang sudah rutin dilaksanakan. 

Dilihat dari kriteria di atas, tampak sekali bahwa kenaikan itu ditentukan oleh nilai akademik. Sementara nilai nonakademiknya bagaimana? Nah, inilah yang akhirnya menggiring perbincangan ke arah yang lebih serius, sekaligus menarik.

Memang, sampai saat ini sekolah masih "milik" anak-anak yang cerdas secara akademik. Anak-anak yang kecerdasanny pada bidang nonakademik tidak pernah dianggap berhak memiliki masa depan cerah di sekolah. Label pandai hanya layak disandang oleh anak-anak yang nilai ulangannya bagus. 

Hal ini mengundang tanda tanya karena sekolah juga menyediakan wadah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Anak dipersilakan memilih kegiatan itu sesuai potensi atau bakat yang dimilikinya. Ini artinya, sebenarnya sekolah sudah memberikan perhatian seimbang pada anak-anak didiknya. Hanya saja, unsur keadilannya yang masih perlu didiskusikan dan dicarikan solusi yang tepat sehingga label pandai juga boleh dilekatkan pada siswa yang memiliki kecerdasan nonakademik. Dengan demikian, seluruh siswa memiliki kesempatan yang sama dan diberi perlakuan sama dalam dunia pendidikan.

Perbincangan makin serius begitu ditemukan sebuah contoh kasus. Waktu itu, salah seorang siswa tidak naik kelas. Padahal, siswa tersebut memiliki prestasi hingga ke tingkat provinsi di bidang olah raga. Pantas disayangkan karena sekolah mendapat nama baik lewat prestasi itu. 


Entah apa yang salah dalam sistem pendidikan ini. Atau memang beginilah idealnya sebuah sistem pendidikan. Tanpa menafikan standar pendidikan yang sudah digariskan secara nasional, mestinya pendidikan menjadi media bagi anak didik untuk menempa dirinya menjadi lebih baik sesuai kompetensi yang dimilikinya. Di samping itu, pendidikan harus mampu mengantarkan anak didik meraih masa depan seperti yang dicita-citakannya. Yang lebih penting adalah pendidikan harus memahami bahwa masa depan anak ditentukan oleh banyak faktor, bukan hanya faktor nilai akademik. 

Sungguh ironis jika pendidikan justru menjadi pemecah belah solidaritas anak didik hanya dengan membubuhkan label pintar atau tidak pintar pada anak didiknya. Hal ini juga bisa berakibat buruk bagi mental anak yang dilabeli tidak pintar. Padahal, semua anak membawa kodratnya masing-masing dan keunggulannya masing-masing pula.

0 comments:

Post a Comment

  © Blogger template The Professional Template II by Ourblogtemplates.com 2009

Back to TOP